Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan



Makalah Perencanaan dan Evaluasi


“Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan”

Disusun Oleh :

Wahyu Hidaryani
NPM : 1580100015

Kelas   : IV A
Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2017



BAB I

PENDAHULUAN


Dalam meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh. Perencanaan program kesehatan adalah kegiatan yang perlu dilakukan yang terdiri dari sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Setelah melakukan suatu perencanaan maka setelah itu diperlukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan perencanan program kesehatan tersebut. Evaluasi merupakan upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga mengapa hal itu terjadi atau dengan kata lain evaluasi adalah upaya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara program yang dilaksanakan dengan hasil yang dicapai.

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa yang di maksud dengan perencanaan ?
2.      Apa yang di maksud dengan evaluasi ?
3.      Bagaimana penyusunan perencanaan program kesehatan ?

Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan perencanaan.
2.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan evaluasi.
3.      Untuk mengetahui bagaimanan cara penyusunan perencanaan program kesehatan.



BAB II

PEMBAHASAN


1.      Definisi Perencanaan
Menurut Billy E. Goetz, perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan. Le Breton mengungkapkan bahwa perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik. Sedangkan menurut Maloch dan Deacon, perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun menurut Drucker, perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting yang akan dilaksanankan secara sistematik, melakukan perkiraan dengan menggunakan segala upaya yang dipandang perlu untuk melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan hasil yang dicapai terhadap target yang ditetapkan melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima dan yang disusun secara teratur dan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa istilah yang identik dengan perencanaan. Istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.       Peramalan (forcasting)
b.      Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
c.       Penyusunan Program (programming)
d.      Penyusunan Rancangan (Designing)
e.       Pengkajian Kebijakan (Policy Analysis)
f.       Proses Pengambilan Keputusan (Decision Making Process)


2.      Dasar Perencanaan
Perencanaan yang dibuat tidak lahir begitu saja, namun memiliki latar belakang yang rasional sampai lahirnya sebuah perencanaan, yaitu :
a.       Adanya Tujuan
Kenyataan masa depan yang pasti dan menjadi impian lahirnya usaha perencanaan yang perlu disiapkan saat ini. Kondisi yang diperkirakan akan diraih itulah membutuhkan rancangan apa yang harus dilakuakn, dari saat ini, umumnya angan-angan akan terlukiskan dalam dokumen tertulis berupa perencanaan.
b.      Fungsi Manajemen
Organisasi sebagai lembaga, didalamnya terdapat fungsi-fungsi administrasi. Salah satu fungsi administrasi adalah aktivitas manajemen untuk menggerakkan usaha dan pekerjaan dalam mencapai hasil kerja yang diinginkan oleh lembaga tersebut.
c.       Adanya Keterbatasan Sumber Daya
Organisasi sebagai lembaga usaha mengumpulkan sumber daya dan menggunakan sumber daya tersebut dalam proses produksi. Untuk mencapai hasil produksi yang optimal, salah satunya ditentukan oleh ketersediaan dan kemampuan daya dukung sumber daya tersebut. Sumber daya yang dimiliki memiliki keterbatasan dalam hal suplay, tentu proses produksi juga terhambat. Oleh karena itu pihak manajemen membutuhkan kerangka perencanaan guna memperhitungkan pemilihan dan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.
d.      Faktor Waktu
Tidak selamanya pekerjaan dalam usaha berjalan sesuai harapan. Terkadang pekerjaan tidak mencapai hasil yang diinginkan. Salah satunya disebabkan oleh terbatasnya waktu produksi. Suatu kegiatan membutuhkan waktu yang cukup agar proses usaha dapat tercapai.
e.       Pedoman
Dalam memulai dan melaksanakan proses produksi barang dan jasa untuk mencegah hilangnya waktu kerja, peningkatan efisiensi, menghindari pekerjaan sia-sia dan lain-lainnya terkadang sulit dilakukan. Problem ini muncul salah satunya karena tidak adanya perencanaan dan pedoman yang menjadi acuan dalam proses produksi.



3.      Tujuan Perencanaan
a.       Menentukan Arah Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dikerjakan harus memiliki arah yang jelas agar bisa mencapai tujuan dengan mudah. Jalannya upaya kesehatan disini ditentukan oleh perencanaan yang disusun. Adanya perencanaan yang tersusun secara terstruktur menurut langkah kegiatan, maka akan member jalur pada implementasi program yang jelas.
b.      Menetapkan Volume Kegiatan
Program kesehatan yang akan dilaksanakan baik untuk program jangka pendek maupun jangka panjang, telah terjabarkan dalam rencana kerja. Dalam program kerja menguraikan jenis kegiatan termasuk volume kegiatan. Volume kegiatan ini penting dalam penggunaan dan efisiensi sumber daya.
c.       Pencarian, Pemilihan dan Meramalkan Sumber Daya
Setelah penetapan tujuan dan program kegiatan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun sumber daya yang akan digunakan dalam implementasi program. Pada tahap ini programmer akan mengeksplorasi, meramalkan, dan memilih sumber daya yang cocok untuk proses pelayanan.
d.      Kontrol Produksi
Kegiatan yang dilakukan memenrlukan kendali program, ini dimaksudkan agar diketahuinya perkembangan dan hambatan kegiatan setiap saat. Salah satu tugas manajerial disini adalah fungsi pengawasan. Dengan pengawasan akan membantu pimpinan melakukan koreksi program yang telah berjalan.
e.       Menentukan Parameter Output
Untuk memudahkna tim evaluator dalam pengukuran output program, maka programmer harus merumuskan secara jelas parameter outout tersebut dalam dokumen perencanaan. Parameter hendaknya menguraikan secara rinci dan spesifik tiap item produk yang akan dicapai, dengan demikian akan tergambar kerangka ukur yang tepat.
f.       Memilih Bentuk Evaluasi
Setelah indikator dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merumuskan bentuk evaluasi yang dipilih. bentuk evaluasi banyak macamnya, oleh karena itu evaluator akan menjadi mudah menentukan metode evaluasi bila dalam dokumen perencanaan telah ditetapkan bentuk evaluasi program

4.      Manfaat Perencanaan
Manfaat dari perencanaan kesehatan yang disusun oleh perencanan diantaranya untuk memudahkan penetapan tujuan, memudahkan pengenalan masalah kesehatan, memudahkan penentuan dan pemilihan sumber daya, memudahkan penyusunan kegiatan yang akan dilakukan, memudahkan penetapan besarnya biaya, memudahkan penentuan waktu pelaksanaan, memudahkan penentuan tempat kegiatan, memudahkan penentuan sasaran, memudahkan penetapan target yang akan dicapai, memudahkan penyusunan indikator pencapaian serta memudahkan bentuk evaluasi yang akan dilakukan.
5.      Aspek Perencanaan
Dalam perencanaan ada  tiga aspek pokok yang harus diperhatikan antara lain hasil dari pekerjaan perencanaan, perangkat organisasi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan perencanaan, serta proses atau langkah-langkah melakukan pekerjaan perencanaan. Uraian dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
a.       Hasil dari Pekerjaan Perencanaan
Hasil dari pekerjaan perencanaan (Outcome of Planning) disebut dengan nama rencana (Plan), yang dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan adalah rencana kesehatan (Health Plan).
b.      Perangkat Perencanaan
Perangkat perencanaan (Mechanic of Planning) adalah satuan organisasi yangh ditugaskan dan atau yang bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan. Sama halnya dengan hasil, perangkat perencanaan juga dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan lainnya. Pada suatu organisasi yang besar dan komplek, perangkat perencanaan ini mungkin satu biro khusus. Sedangkan pada suatu organisasi yang kecil dan sederhana, mungkin dijabat hanya oleh beberapa orang staf saja.
c.       Proses Perencanaan
Proses perencanaan (Process of Planningi) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan. Berbeda halnya dengan hasil dan perangkat, proses perencanaan ini pada dasarnya adalah sama untuk berbagai pekerjaan perencanaan.
Perencanaan yang baik mempunyai beberapa cirri yang harus diperhatikan. Ciri-ciri yang dimaksud secara sederhana dapat di uraikan sebagai berikut :
a.       Bagian dari Sistem Administrasi
b.      Dilaksanakan secara Terus Menerus dan Berkesinambungan
c.       Berorientasi pada Masa Depan
d.      Mampu Menyelesaikan Masalah
e.       Mempunyai Tujuan
f.       Bersifat Mampu Kelola

7.      Unsur Perencanaan
Unsur-unsur perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Rumusan misi dan rumusan masalah
b.      Rumusan tujuan (umum dan khusus) dan rumusan kegiatan
c.       Asumsi perencanaan dan strategi pendekatan
d.      Kelompok sasaran dan waktu kegiatan
e.       Organisasi dan tenaga pelaksana
f.       Biaya dan Metode penilaian dan kriteria keberhasilan

8.      Langkah Perencanaan
Perencanaan kesehatan pada dasarnya sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah berkesinambungan artinya sesuatu langkah tidak dapat dilakukan sebelum langkah yang mendahuluinya terlaksana. Langkah-langkah tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut:
a.       Identifikasi masalah (analisis situasi)
b.      Perumusan masalah
c.       Penentuan prioritas masalah
d.      Penentuan tujuan
e.       Penyusunan alternatif pemecahan masalah
f.       Penetapan alternatif terbaik
g.      Penetapan rencana operasional
h.      Penetapan rencana sumber daya
i.        Implementasi program
j.        Pengawasan dan evaluasi
1.      Definisi Evaluasi
Menurut American Public Health Association, evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi kriteria secara tepat yang akan dipakai mengukur sukses, menentukan besarnya sukses dan rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya.

Evaluasi adalah suatu proses yang menghasilkan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan standar tertentu untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya dan bagaimana manfaat yang telah dikerjakan dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan.

2.      Jenis-Jenis Evaluasi
Ada 2 jenis evaluasi yaitu evaluasi formative dan evaluasi summative, kedua jenis evaluasi tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a.       Evaluasi Formative
Evaluasi Formative adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan tujuan untuk mengubah atau memperbaki program. Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan dan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang relatif pendek. Evaluasi formative sering disebut sebagai evaluasi proses atau monitoring.
b.      Evaluasi Summative
Evaluasi Summative adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan program.

Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari informasi tentang penggunaan pengaruh (evaluasi hasil), tentang penampilan kegiatan-kegiatan (evaluasi proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi struktur).
3.      Tujuan Evaluasi
Secara umum tujuan dari melakukan evaluasi pada suatu program dan perencanaan adalah sebagai berikut :
  1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program.
  2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan pelaksanaan program yang akan datang.
  3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen saat ini serta di masa mendatang.
Tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yang akan datang.

4.      Kendala Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi suatu program atau perencnaan, terdapat beberapa kendala yang mungkin akan dihadapi, yaitu :
a.       Kendala psikologis, yaitu evaluasi dapat menjadi ancaman dan orang melihat bahwa evaluasi itu merupakan sarana untuk mengkritik orang lain.
b.      Kendala ekonomis, yaitu untuk melaksanakan evaluasi yang baik itu mahal dalam segi waktu dan uang, serta tidak selalu sepadan antara ketersedian data dan biaya.
c.       Kendala teknis, yaitu kendala yang berupa keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dalam pengolahan data dan informasi yang tidak dapat disediakan tepat pada waktu dibutuhkan.
d.      Kendala politis, yaitu hasil-hasil evaluasi mungkin bukan dirasakan sebagai ancaman oleh para administrator saja, melainkan secara politis juga memalukan jika diungkapkan.




1.      Definisi Rencana Operasional
Rencana operasional umumnya disebut dengan istilah plan of action diartikan sebagai deskripsi (uraian) kegiatan yang lebih operasional yang sifatnya rencana jangka pendek. Rencana operasional merupakan jabaran yang lebih rinci dari misi yang telah ditetapkan. Tahapan rencana operasional dilakukan untuk membantu pelaku organisasi dalam implementasi program. Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada operasi sekarang (jangka pendek) dan terutama berkenaan dengan tujuan mencapai efisiensi.
Perencanaan operasional umumnya merupakan turunan/terjemahan dari tujuan umum perusahaan dalam rentang waktu tertentu berkikut rencana strategis yang sudah ditetapkan oleh manajemen. Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatian pada operasi sekarnag (jangka pendek) dan terutama berkenaan dengan tujuan mencapai efisiensi. Perencanaan operasional merupakan kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut.
2.      Tujuan Perencanaan Operasioanal
a.       Penyusunan input. Perencanaan operasional menjadi tugas perencana untuk menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam aktivitas produksi. Misal: pemilihan, SDM, biaya, waktu, dll.
b.      Penyusunan program dan standar operasional. Perencanaan operasional menjadi tugas perencana untuk menentukan program kerja dan standar operasional yang tepat untuk dikerjakan dalam pelayanan kesehatan.
c.       Penyusunan output. Perencanaan operasional menjadi tugas perencana untuk menentukan output apa yang akan dicapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelaku kesehatan.
d.      Penyusunan metode pengawasan dan evaluasi. Perencanaan operasional menjadi tugas perencana untuk menentukan metode pengawasan dan evaluasi yang tepat. Pemilihan metode pengawasan dan evaluasi akan menetukan keberhasilan pengendalian manajemen produksi secara optimal.
e.       Pemilihan metode implementasi. Perencanaan operasional menjadi tugas perencana untuk menentukan metode implementasi program yang tepat sehingga mutu, efisiensi, dan efektifitas dapat ditingkatkan.
3.      Dasar Perencanaan Operasioanal
Dasar untuk melakukan perencanaan operasional adalah sebagai berikut :
a.       Adanya tujuan yang harus dicapai
b.      Perlu acuan operasional untuk membantu pelaku program dalam memilih aktivitas
c.       Adanya keterbatasan sumber daya
d.      Adanya ketebatasan waktu
e.       Dasar penggunaan sumber daya secara efektif efisien
f.       Dasar penentuan peran dan fungsi pekerja
g.      Dasar pemilihan dan penggunaan material pendukung

4.      Ciri Perencanaan Operasional
Cirri-ciri dari perencanaan operasional adalah sebagai berikut :
a.       Perencanaan jangka pendek
b.      Pedoman operasional implementasi program
c.       Berorientasi pada pencapaian tujuan jangka pendek
d.      Mudah dilakukan perubahan rencana sesuai keinginan dan perubahan lingkungan
e.       Pengawasan program dilakukan setiap saat
f.       Sasaran evaluasi lebih ditekankan pada hasil kerja daripada input dan proses

5.      Manfaat Perencanaan Operasional
Manfaat perencanaan operasional adalah :
a.       Memudahkan pencapaian tujuan
b.      Sebagai acuan program kerja
c.       Memperjelas secara rinci aktivitas program
d.      Membantu pemilihan dan pemanfaatan sumber daya secara efektif efisien
e.       Membantu penetapan sasaran yang spesifik
f.       Membantu penetapan waktu yang akurat
g.      Membantu penetapan indikator keberhasilan
h.      Membantu pemilihan metode implementasi
i.        Membantu metode evaluasi
j.        Membantu menentukan hasil output yang diinginkan

6.      Bentuk PErencanaan Operasional
a.       Rencana Statis
Rencanan yang disusun menjadi acuan program kerja yang dapat dipakai berulang kali. Bila rencana operasionl yang dibuat tepat dan memadai mendukung pencapaian tujuan maka perencanaan ini akan selalu digunakan setiap saat.
b.      Rencana Dinamis
Rencana operasional yang disusun menjadi acuan program kerja yang hanya dapat dipakai sekali saja. Bila rencana operasional yang dibuat kurang tepat dan tidak memadai mendukung pencapaian tujuan maka perencanaan ini akan dilakukan perubahan sesuai keinginan pihak manajer.

7.      Unsur Perencanaan Operasional
a.       Adanya tujuan jangka pendek yang akan dicapai.
b.      Tahapan penyusunan input secara jelas, spesifik, terukur dengan memperhatikan aspek kemampuan dan efisiensi.
c.       Tahapan penyusunan standar operasional prosedur secara jelas, spesifik, terukur dengan memperhatikan aspek efektifitas.
d.      Tahapan penyusunan output secara jelas, spesifik, terukur dengan memperhatikan aspek output, benefit, dan dampak.
e.       Tahapan penyusunan umpan balik program dengan melakukan perbaikan perencanaan.

8.      Langkah Perencanaan Operasional
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan perencanaan operasional :
a.       Penetapan tujuan
b.      Penentuan aktivitas program
c.       Penentuan kebutuhan sumber daya
d.      Penentuan sasaran
e.       Penetapan waktu
f.       Penetapan indikator keberhasilan
g.      Penetapan metode implementasi
h.      Penentuan metode evaluasi
i.        Penentuan output yang diinginkan

Rencana Operasional Kegiatan (Plan Of Action) Penyakit DBD Di Puskesmas “X” Kabupaten “Y” Tahun 2015
TAHAP I : PERSIAPAN
1.      Persiapan Tim Perencana Kesehatan
a.       Tim Perencana Dinas Kesehatan Kab/Kota, yang terdiri atas : para Kasubdin dan para Ka. Seksi.
b.      Tim Perencanaan Puskesmas Kab/Kota yang terdiri atas : Ka, dokter, bidan, dan perawat Puskesmas.
2.      Persiapan Data
a.       Hasil kegiatan/program tahun sebelumnya
b.      Data sumber daya yang dimiliki (SDM, pembiayaan, sarana prasarana, peralatan dan obat-obatan, fasilitas dan lain sebagainya)
c.       Data upaya kesehatan yang telah dilakukan
d.      Dokumen kebijakan terkait yang berlaku (UU, Permenkes, Kepmenkes, dll)
TAHAP II : ANALISIS  SITUASI
Analisis situasi untuk identifikasi dan mencari penyebab utama masalah
Tabel 1.1. Daftar Masalah dan Penyebab Masalah
No
Masalah
Penyebab Primer
Penyebab Sekunder
Penyebab Tersier
1
Penyakit DBD
Manusia
Kurangnya pengetahuan masyarakat
Masyarakat tidak melakukan gerakan 3 M karena kurangnya pengetahuan
2
Penyakit Malaria
Biaya
Pendapatan masyarakat rendah
Tidak memiliki biaya berobat di pelayanan kesehatan



TAHAP III : PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Tabel 2.1. Daftar Prioritas Masalah dari Hasil Analisis Situasi
No
Masalah
Prioritas Masalah
1
Penyakit DBD
Kurangnya pengetahuan masyarakat
2
Penyakit Malaria
Pendapatan masyarakat rendah

TAHAP IV : PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
            Pemilihan metode prioritas pemecahan masalah tergantung kesepakatan perencana. Misalnya metode : Reinke, Bryant, USG, dan NGT. Sedangkan cara penentuan alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan melakukan FGD, Brainstroming atau NGT.
Tabel 3.1. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
No
Prioritas Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
1
Kurangnya pengetahuan masyarakat
1)      Pelatihan pencegahan DBD pada masyarakat
2)      Penyuluhan DBD pada masyarakat
2
Pendapatan masyarakat rendah
1)      Bantuan kelambu pada masyarakat
2)      Pengobatan penderita DBD oleh petugas kesehatan

Tabel 3.2. Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah
No
Prioritas Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas Pemecahan Masalah
1
Kurangnya pengetahuan masyarakat
1)      Pelatihan pencegahan DBD pada masyarakat
2)      Penyuluhan DBD pada masyarakat
Penyuluham DBD pada masyarakat
2
Pendapatan masyarakat rendah
1)      Bantuan kelambu pada masyarakat
2)      Pengobatan penderita DBD oleh petugas kesehatan
Bantuan kelambu pada masyarakat

TAHAP V : PENETAPAN TUJUAN PEMECAHAN MASALAH
1.      Tujuan Umum : Pernyataan yang bersifat umum dan luas yang menggambarkan hasil akhir (outcome atau dampak) yang diinginkan, apabila kegiatan telah dilakukan.
2.      Tujuan Khusus : Pernyataan bersifat spesifik, dapat di ukur (kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian terhadap tujuan umum.
Tabel 4.1. Tujuan Pemecahan Masalah
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Menurunkan angka penderita DBD
1)      Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang cara penanggulangan penyakit DBD
2)      Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu saat tidur
3)      Mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan 3 M

TAHAP VI : PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN (POA)
Format Isian Rencana Operasional
Contoh :
            Unit : ………………..  Program : ………………………  Tahun : ………………
Tabel Ghant Chart untuk menyusun  rencana operasional kegiatan
Tujuan
Kegiatan/
Program
Penang-gung
Jawab
Waktu
Tempat
Pelak-sana
Sasar-an
Target
Anggaran
Biaya
Indikator
Keberhasilan
Prosedur
evaluasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11












KETERANGAN/PENJELASAN FORMAT ISIAN PLAN OF ACTION
1.      Tujuan :
a.       Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara penanggulangan penyakit DBD.
b.      Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu saat tidur.
c.       Mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan 3M (menguras, mengubur, dan menutup tempat penyimpanan air)
2.      Program/Kegiatan :
a.       Melaksanakan penyuluhan pada masyarakat tentang cara penanggulangan penyakit DBD.
b.      Memberikan bantuan kelambu pada mereka yang belum memiliki kelambu, untuk meningkatkan kesadaran penggunaan kelambu.
c.       Memotivasi masyaraakt melalui gerakan lingkungan sehat masyarakat secara rutin tiap minggu dilingkungan masing-masing.
3.      Penanggung Jawab :
a.       Penanggung jawab kegiatan penyuluhan, bantuan kelambu dan gerakan lingkungan sehat di Puskesmas “X” Kabupaten “Y” yaitu Ka. Puskesmas “A”.
4.      Waktu :
a.       Waktu pelaksanaan penyuluhan : Maret-April 2015
b.      Waktu pelaksanaan bantuan kelambu : Januari-Maret 2015
c.       Waktu pelaksanaan Gerakan Lingkungan Sehat : Februari 2015
5.      Tempat :
Penyuluhan tentang cara penanggulangan DBD dilaksanakan di ruang pertemuan Puskesmas “X’ Kabupaten “Y”.
6.      Pelaksana :
Pelaksana penyuluhan tentang cara penanggulangan DBD adalah Puskesmas “X’ Kabupaten “Y”.
7.      Sasaran :
Sasaran kegiatan penyuluhan tentang cara penanggulangan DBD adalah 30 orang masyarakat desa/kelurahan “X” Kabupaten “Y”.
8.      Target :
Target kegiatan penyuluhan tentang cara penanggulangan DBD adalah 100 % masyarakat memahami cara penanggulangan DBD.
9.      Anggaran (Biaya) :
Besarnya biaya RP. 15 juta dan sumber pendanaan puskesmas “X” kabupaten “Y”.
10.  Indikator Keberhasilan :
Indikator keberhasilan penyuluhan adalah 100%  masyarakat hadir mengikuti penyuluhan.
11.  Prosedur Evaluasi :
a.       Penilaian terhadap hasil (output) dilakukan pada saat sebelum penyuluhan dilakukan dan setelah penyuluhan dilakukan.
b.      Alat ukur penilaian dengan menggunakan kuisioner yang telah di susun.
c.       Membandingkan hasil penilaian sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan.
d.      Penetapan hasil keberhasilan penyuluhan.


Tabel 5.1. Ghant Chart Rencana Operasioanal Kegiatan (PoA) Penyakit DBD di Puskesmas “X” Kabupaten “Y” Tahun 2015
Tujuan
Kegiatan/
Program
Penanggung
Jawab
Waktu
Tempat
Pelaksana
Sasaran
Target
Anggaran
Biaya
Indikator
Keberhasilan
Prosedur
evaluasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pemberantasan P2M :
1.       Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara penanggulanagan penyakit DBD.
2.       Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kelambu saat tidur.
3.       Mendorong  masyarakat untuk melakukan gerakan 3 M (menguras, mengubur dan menutup tempat penyimpanan air).
1.  Penyuluhan penanggulangan penyakit DBD.
2. Bantuan kelambu pada masyarakat.
3. Gerakan lingkungan sehat.
Penanggung Jawab :
Puskesmas “X” Kabupaten “Y” : Ka. Puskesmas “A”
Penyuluhan : Maret-April 2016.

Bantuan Kelambu : Januari-Maret 2016.

Gerakan lingkungan sehat : Februari 2016.
Puskesmas “X” Kabupaten “Y”
Puskesmas “X” Kabupaten “Y”
30 orang masyarakat desa/ kel. “X” Kab. “Y”
100 % masyarakat memahami cara penanggu-langan DBD.
Besarnya biaya Rp 15 Juta dan sumber pendanaan Puskesmas “X” Kabupaten “Y”.
100 % : Jumlah masyarakat yang hadir mengikuti penyuluhan.
1.       Penilaian hasil (output) dilakukan sebelum setelah penyuluh-an.
2.       Alat ukur penilaian : kuesioner.
3.       Memban-dingkan hasil penilaian.
4.       Penetapan hasil penilaian.



BAB III

PENUTUP



Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Rencana operasional merupakan jabaran yang lebih rinci dari misi yang telah ditetapkan. Tahapan rencana operasional dilakukan untuk membantu pelaku organisasi dalam implementasi program. Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada operasi sekarang (jangka pendek) dan terutama berkenaan dengan tujuan mencapai efisiensi.

Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi, diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan pembuatan makalah tentang “Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan” selanjutnya.
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan dalam makalah ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi yang lain.




DAFTAR PUSTAKA


Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tanggerang : Binarupa Aksara Publisher.
Suhadi dan Kardi Rais. 2015. Perencanaan Puskesmas. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Gizi : Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi

Konsep Penganggaran Kesehatan