Makalah Gizi : Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi



Makalah  Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat

“Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi”

Disusun Oleh Kelompok 4Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Semester III
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Tugas Mata KuliahDasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat



BAB I
PENDAHULUAN

Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih, dan jika kekurangan pun akan terkena berbagai penyakit defisiensi gizi.  Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang dan tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang ?
2.      Bagaimana konsep gizi seimbang ?
3.      Apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi ?
4.      Bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat ?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang.
2.      Untuk mengetahui bagaimana konsep gizi seimbang.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi.
4.      Untuk mengetahui bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat.


1.      Pengertian Gizi dan Makanan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan keseharan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza” berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta di eksekresikan sebagai sisa.
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,serta mengatur proses-proses kehidupan.
Fungsi zat gizi di dalam tubuh adalah :
a.       Memberi energi : Zat-zat gizi yang dapat memberikan enrgi adalah karbohidrat, lemak,dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini  menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.
b.      Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh : Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.
c.       Mengatur proses tubuh : Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai pangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat di ubah menjadi zat gizi oleh tubuh,yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah:
a.       Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.
b.      Memperoleh energy guna melakukan kegiatan sehari-hari.
c.       Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,mineral,dancairan tubuh yang lain.
d.      Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

2.      Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.  Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “Tri Guna Makanan”.
a.       Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
b.      Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut.
c.       Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.
Sejarah gizi seimbang bermula pada tahun 1992 saat diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam PUGS.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Makanlah Aneka Ragam Makanan
                        Tidak ada satu jenis pun bahan makanan yang mengandung semua zatgizi yang diperlukan untuk pertumbuhan danpemeliharaan tubuh serta untuk perkembangan otak dan produktivitas kerja, kecuali Air Susu Ibu (ASI) yang diciptakan sebagai makanan sempurnah bagi bayi sehat umur 0-6 bulan. Sesudah umur 6 bulan seseorang harus mengkonsumsi beranekaragam makanan yang zat-zat gizinya saling melengkapi. 
            Kekurangan zat gizi tertentu dalam suatu jenis bahan makanan dapat dilengkapi oleh zat gizi yang sama yang terdapat dalam bahan makanan lain. Oleh sebab itu makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan zat energi/tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur seseorang.
2.      Makanlah Makan yang Memenuhi Kecukupan Energi
Menu sehari-hari hendaknya cukup mengandung energi agar seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga, dan berinteraksi. Kebutuhan energy dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Cukup tidaknya konsumsi energi sehari-hari seseorang dapat dikdetahui dari normal tidaknya berat badan. Bagi anak-anak dibawah 5 tahun (balita), anak sekolah, remaja, ibu hamil, berat badan normal dapat diketahui dari kartu menuju sehat (KMS) sedangkan bagi orang dewasa dan usia lanjut dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IM,T)
Rumus IMT sebagai berikut :
            IMT =
Batas ambang IMT adalah sebagai berikut :
·         Kurus              : tingkat ringan IMT 17-18,4
  tingkat berat IMT < 17,0
·         Normal            : IMT 18,5-25
·         Gemuk                       : tingkat ringan IMT >25,0-27,0
  tiikat berat IMT >27,0
Konsumsi energi melebihi kebutuhan secara berlanjut menyebabkan kegemukan. Kegemukan merupakan faktor resiko berbagai penyakit degeneratif ,seperti penyakit tekanan darah tinggi, jantung koroner, dan diabetes melitus. Sebaliknya, konsumsi energi kurang dari kebutuhan secara lanjut menyebabkan berat badan kurang atau kurus yang dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja, menurunnya kemampuan belajar dan prestasi olah raga, serta berkurangnya kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi.
3.      Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah dari Kebutuhan Sehari
Ada dua kelompok karbohidrat sederhana, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, dan gandum), umbi-umbian (ubi, singkong, dan talas), dan sagu. Sumber karbohidrat sederhana adalah berbagai jenis gula, seperti gula pasir, gula enau, gula kelapa, dan gula palma.
Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung zat gizi selain karbohidrat dalam jumlah berbeda-beda, seperti protein, lemak, mineral dan vitamin. Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung serat yang diperlukan untuk melancarkan pergerakan usus dan buang air besar. Sedangkan sumber karbohidrat sederhana hanya mengandung karbohidrat, sehingga dinamakan juga sumber energi “kosong”.
4.      Batasilah Konsumsi Lemak dan Minyak sampai Seperempat dari Kebutuhan Energi Sehari
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk menghasilkan energi dalam tubuh, membantu penyerapan dan pengangkutan vitamin-vitamin A,D,E,dan K ,serta menambah lezatnya makanan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan konsumsi lemak dan minyak berasal dari minyak nabati, seperti minyak kelapa, kelapa sawit, kacang kedelai, kacang tanah dan jagung karena banyak mengandung asam lemak tidak jenuh jamak dan trigliserida rantai menengah (medium chain triglyceride) yang berpengaruh baik terhadap kesehatan. Proposrsi asam lemak jenuh dan asam lemak trans sebaiknya masing-masing maksimal 88% dan 1% dari kebutuhan energi total. Di antara lauk hewani, ikan paling sedikit mengandung lemak. Lemak ikan terutama mengandung asam lemak tidak jenuh ganda.
Mengonsumsi lemak secara berlebihan bisa menyebabkan kegemukan dan penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit degenerative, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan stroke, serta diabetes mellitus.
5.      Gunakan Garam Beryodium
Menggunakan garam beryodium dalam memasak dapat mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan ini banyak terjadi pada daerah-daerah yang jauh dari laut dan pegunungan,karena tanahnya kurang mengandung yodium yang bersumber dari laut.
Yodium merupakan bagian dari hormon toksin yang antara lain berperang mengontrol percepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi, pemebentukan sel darah merah,serta fungsi otot dan syaraf.menghambat kecerdasan otak anak serta pertumbuhan pada anak-anak menyebabkan kekerdilan  ( kretinisme ) dan dungu. Disamping itu terjadi bengkak pada kelenjar tiroid, berat badan kurang dan mudah lelah. Umumnya akibat kekurangan yodium dinamakan “Gondok” dan karena terdapat secara meluas di suatu daerah, dinamakan “Gondok Endemik”.
Mengkonsumsi garam secara berlebihan juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang menimbulkan sakit jantung dan stroke. Dianjurkan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau kurang lebih 1,5 sendok teh sehari.
6.      Makanlah Makanan Sumber Besi
Kekurangan besi dapat menimbulkan Anemia Gizi Besi. Besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Di samping itu besi berperan dalam metabolisme energi. Besi juga merupakan bagian dari sel-sel otak yang berperan dalam transmisi saraf.
Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar dan produktivitas kerja, serta menurunnya antibodi sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Sumber besi adalah hati, daging, ikan, kacang-kacangan, dan syuran daun hijau.
7.      Berikan ASI Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang sesuai untuk proses tumbuh kembang bayi. Pemberian ASI memungkinkan hubungan kejiwaan yang erat antara ibu dan bayi. Disamping itu ASI mengandung zat-zat anti kekebalan. ASI yang keluar pada hari pertama disebut “kolostrum”. Kolostrum lebih kental dan kekuning-kuningan yang mengandung zat anti kekebalan dan vitamin A yang tinggi. ASI hendaknya merupakan makanan satu-satunya untuk bayi hingga umur 6 bulan (ASI eksklusif).
8.      Biasakan Makan Pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah. Susnan makanan pagi merupakan menu seimbang, yang terdiri atas sumber energi, zat pembangun, dan zat pengatur
9.      Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya
Air berfungsi sebgai zat pembangun dan zat pengatur, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator sebagai reaksi biologis dalam sel, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, pelumas sendi-sendi tubuh, dan sebagai peredam benturan. Rata-rata seseorang membutuhkan 8 gelas atau 2 liter air sehari. Kehilangan air terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi atau kekeringan. Hal ini merupakan resiko untuk menderita penyakit ginjal.
10.  Lakukan Kegiatan Fisik dan Olahraga secara Teratur
Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat menyebabkan kegemukan atau berat badan berlebih, atau berat badan kurang atau kurusan. Biasakanlah melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan.
11.  Hindarilah Minum Minuman Beralkohol
Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk, dan tidak mampu mengendalikan diri. Alkohol mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat-zat gizi yang lain. sebanyak 20% alkohol yang diminum dalam keadaan perut kosong dapat mencapai sel otak dalam waktu satu menit, yang menyebabkan eouforia pada seseorang setelah minum alkohol pada keadaan perut kosong.
Kemampuan alkohol melarutkan lipid ayang terdapat dalam membran sel memungkinkan dengan cepat masuk kedalam sel-sel tubuh dan menghancurkan sel tersebut. Alkohol dapat merusak organ-organ penting seperti hati dan otak, Alkohol dianggap racun atau toksin bagi tubuh.
12.  Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman bagi kesehatan adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroba dan bahan kimia berbahaya, serta diolah dengan cara yang benar sehingga keadaan fisik dan gizinya tidak rusak. Agar makanan aman dikonsumsi, makanan harus diperlakukan secara benar, sejak bahan makanan ditanam tau diternakkan, disimpan, ditransportasikan, dipasarkan, diolah, hingga siap santap. Dalam pengelolahan, hendaknya tidak diguanakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan atau bersifat racun, seperti boraks dan formalin yang sering digunakan sebagai bahan pengawet, serta rhodamin B dan methanil yellow sebagai bahan pewarna merah dan kuning. Makanan yang tidak aman dapat menimbulkan keracunan yang bias berakhir dengan kematian.
13.  Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas
Peraturan perundang-undangan mnetapkan bahwa semua makanan yang dikemas harus memiliki label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan yang digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan sebagai persen Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan ( AKG ) untuk tiap takaran saji, serta keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk. Dengan demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan kelayakan makanan kemasan tersebut.


1.      Pengertian Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.
2.      Angka Kebutuhan Gizi yang Dianjurkan
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.
            Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
a.       Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk. Untuk itu perlu diketahui pola pangan dan distribusi penduduk. Karena AKG yang dianjurkan adalah angka kecukupan pada tingkat faali, maka dalam merancang produksi pangan perlu diperhitungkan kehilangan pangan yang terjadi pada tiap tahap perlakuan pascapanen
b.      Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dalam penetapan AKG digunakan patokan berat badan tertentu, misalnya pria dewasa 62 kg dan wanita dewasa 54 kg. Bila hasil survei menunjukan bahwa rata-rata berat badan menyimpang dari patokan berat badan yang digunakan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap angka kecukupan. Demikian pula penyelesaian angka kecukupan perlu dilakukan bila nilai asam amino dan nilai kecernaan hidangan berbeda dengan nilai yang digunakan dalam penetapan AKG yang dianjurkan. Penyesuaian perlu juga dilakukan dalam hal kecukupan energi dan vitamin yang berkaitan dengan penggunaan energi kelompok sebenarnya.
c.       Perencanaan pemberian makanan di industri, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga kemasyarakatan. Juga dalam hal ini perlu diperhatikan berat badan rata-rata, aktivitas yang dilakukan dan untuk rumah sakit kecukupan gizi untuk penyembuhan. Institusi yang tidak menyediakan makanan lengkap sehari perlu memperhatikan proporsi AKG yang perlu dipenuhi melalui penyediaan makanan.
d.      Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat: membantu para transmigrasi dan penduduk yang terkena bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil. Pertimbangan yang dikemukakan pada butir 2 perlu diperhatikan.
e.       Menilai kecukupan persediaan pangan nasional
f.       Merencanakan program penyuluhan gizi.
g.      Mengembangkan produk pangan baru di industri.
h.      Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. Biasanya dicantumkan proporsi AKG yang dapat dipenuhi oleh satu porsi pangan tersebut.

Standar konsumsi gizi dapat dilihat dari komponen berikut :
a.       EAR (Estimated Average Requirement)
Rata-rata kecukupan zat gizi yang diperoleh dari rata-rata kebutuhan gizi berdasarkan hasil penelitian terhadap sejumlah orang sehat. Rata-rata kecukupan zat gizi ini bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mencukupi kecukupan 50% populasi sehat.
b.      RDA (Recommended Dietary Allowance)
Angka kecukupan gizi yang bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan memenuhi kebutuhan gizi 97.5% populasi sehat. RDA= EAR+2SD.
c.       AI (Adequate Intake)
Angka yang menggambarkan kecukupan gizi berdasarkan asupan gizi orang sehat. Digunakan bila belum cukup kajian kebutuhan atau kecukupan zat gizi tertentu pada populasi tertentu.
d.      UL (Tolerable Upper Intake Level)
Angka tertinggi dari suatu anjuran kecukupan gizi yang bila dikonsumsi dalam jumlah tersebut setiap hari tidsk menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.

3.      Menentukan Kebutuhan Faali
Sedapat mungkin, AKG ditetapkan dengan terlebih dahulu menerapkan kebutuhan faali rat-rata tubuh terhadap zat gizi yang sudah diserap/distribusi. Nilai ini kemudian disesuaikan dengan faktor kehilangan karena penyerapan tidak sempurna dan untuk menampung variasi kebutuhan antar individu dan ketersediaan faali zat gizi antar sumber bahan pangan. Dengan demikian, dalam AKG sudah dimasukkan faktor keamanan untuk zat gizi, yang berkaitan dengan pengetahuan tentang zat gizi bersangkutan, ketersediaan faalinya, dan variasi antar penduduk.
            Kebutahan bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui penelitian keseimbangan, serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh. Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin pula didasarkan atas jumlah yang diperlukan baik untuk mencegah ketidakmampuan tubuh melakukan suatu fungsi khusus, maupun untuk mencegah timbulnya tanda-tanda defisiensi khusus, yaitu jumlah yang mingkin sanagat berbeda dengan kebutuhan guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan untuk setiap zat gizi berbeda sesuai kriteria yang dipilih.
            Langkah pertama dalam menyusun kecukupan gizi adalah menetapkan kebutuhan faali rata-rata penduduk yang sehat dan mewakili tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang telah diterapkan. Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-perbedaan didalam tiap golongan yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan pada kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang sehat. Eksperimen demikian pada manusia sangat mahal dan perlu waktu serta sering tidak dapat dilakukan karena alasan estis. Oleh sebab itu, pemikiran kebutuhan dan variasinya sering dilakukan atas dasar informasi yang terbatas.
            Bila kebutuhan penduduk mengikuti distribusi normal, penambahan dua standar baru (SB) terhadap kebutuhan rata-rataakan memenuhi kebutuhan sebagai besar (97,5%) populasi. Dengan kemungkinan ada pengecualian tentang kebutuhan protein, hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kebutuhan zat-zat gizi berdistribusi normal. Oleh karena itu, tiap zat gizi diperlukan tersendiri guna memperhitungkan perubahan didalam suatu populasi.
            Kecukupan untuk energi ditetapkan dengan cara berbeda dari pada kecukupan untuk zat-zat gizi lain. AKG untuk energi mencerminkan rata-rata kebutuhan tiap kelompok penduduk. Kebutuhan energi berbeda tiap perorangan. Tambahan kecukupan untuk memenuhi variasi ini kurang tepat, karena untuk jangka waktu lama kelebihan ini akan menimbulkan obesitas pada seseorang yang mempunyai kebutuhan rata-rata.
            Angka kecukupan untuk protein dan zat-zat lain dinyatakan sebagai taraf suapan terjamin (safe level of intake), yaitu rata-rata kebutuhan +2,5 standar baku yang memenuhi atau melebihi kebutuhan hampir semua individu (97,5%) dalam kelompok bersangkutan. Perkiraan demikian, memperhitungkan perbedaan kebutuhan individu didalam kelompok. Bila semua orang mengonsumsi protein atau zat-zat gizi lain pada nilai yang sama atau sedikit lebih besardari konsumsi yang dianggap aman, sedikit kemungkinan bahwa seseorang mengkonsumsi jumlah yang tidak cukup. Jumlah yang sedikit lebih banyak ini tidak akan menimbulkan akibat merugikan.
4.      Cara Memenuhi AKG
            Karena masih kurangnya pengetahuan, AKG belum dapat ditetapkan untuk semua zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG untuk zat-zat gizi yang sudah ditetapkan dapat dijadikan pedoman, sehingga menu dapat bervariasi memenuhi AKG untuk zat-zat gizi tersebut diharapkan cukup pula dalam zat-zat gizi lainnya. Oleh sebab itu, dianjurkan agar menu sehari-hari terdiri atas bahan pangan bervariasi yang diperoleh dari berbagai golongan bahan pangan (bukan dari suplementasi atau fortifikasi), dan supaya diperhitungkan pula kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedomam Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam menyusun menu, selain AKG perlu pula pertimbangan aspek akseptabilitas makanan yang disajikan, karean sealain sebagai sumber zat-zat gizi, makanan juga mempunyai nilai sosial dan emosional.
5.      Dasar Perhitungan AKG di Indonesia
Dasar perhitungan AKG di Indonesia dilakukan dengan cara:
a.       Menetapkan berat badan patokan untuk berbagai golongan penduduk
Data diperoleh dari hasil pengumpulan data oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan. Sifatnya masih terbatas pada beberapa kelompok dengan keadaan gizi optimal dan aktivitas sedang. Pada tabel berikut menunjukkan berat badan patokan untuk Indonesia dibandingkan dengan yang dianjurkan WHO dan yang digunakan Amerika Serikat (AS).
Tabel 1.1 Berat badan patokan di Indonesia, anjuran WHO dan di Amerika (AS)
Golongan umur
Indonesia
WHO
AS
0-6 bulan
7-12 bulan
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
Pria
10-12 tahun
13-15 tahun
16-19 tahun
20-49 tahun
       >50 tahun
Wanita
10-12 tahun
13-15 tahun
16-19 tahun
20-49 tahun
       >50 tahun

5,5
8,0
12,0
18,0
24,0

30
45
56
62
62

35
46
50
54
54
-
-
16
-
25

35
48
64
65
65

37
48
55
55
55
6
9
13
20
28

45
66
72
79
77

46
55
63
65
65

b.      Menggunakan rujukan WHO, FAO dan Amerika Serikat
AKG disusun berdasarkan rujukan dari WHO, FAO, dan AKG Amerika Serikat yang disesuaikan dengan ukuran tubuh orang indonesia. AKG beberapa zat gizi mikro diambil langsung dari AKG Amerika Serikat karena pengaruh keragaman berat badan tidak bermakna.

AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan dan Gizi Nasional tahun 1998 meliputu zat-zat gizi sebagai berikit; energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (mg), vitamin E (µg), vitamin K (mg), tiamin (mg), riboflavin (mg), niasin (mg), vitamin B12 (µg), piridoksin (mg), vitamin C (mg), kalsium (mg), fosfor (mg), besi (mg), seng (µg), iodium (mg), dan selenim (µg).
AKG disusun berdasarkan kelompok umur, gender, dan tambahan untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Daftar AKG lengkap dapat dilihat pada tabel 1.2 (lampiran). Untuk melihat angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang di anjurkan untuk orang Indonesia dalam sehari dapat dilihat pada tabel 1.3 (lampiran).
6.      Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Jenis kelamin
Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Ringan
Sedang
Berat
Laki-laki
1,56 × BMR
1,76 × BMR
2,10 × BMR
Perempuan
1,55 × BMR
1,70 × BMR
2,00 × BMR

Prinsip untuk menentukan angka kecukupan energi didasarkan pada pengeluaran energi dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut.  

Rumus untuk menaksirkan nilai BMR
Kelompok umur (tahun)
BMR (kkal/hari)
Laki-laki
Perempuan
0-3
60,9 BB+54
61,0 B +51
3-10
22,7 BB+495
22,5 B +499
10-18
17,5 BB+651
12,2 B +746
18-30
15,3 BB+679
14,7 B+496
30-60
11,6 BB+879
8,7 B+829
>60
13,5 BB+487
10,5 B+596

Keterangan :
BB = berat badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/normal tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2 – 1,8 gram/kgBB/hari.
Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:
Indikator tingkat
Konsumsi tingkat
Persediaan
Energi
2.150 K Kalori
2.500 K Kalori
Protein
46,2 gram
55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1½-2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.
Berikut adalah prinsip menyusun menu seimbang :
a.       Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu fungsi biologi, psikologi dan sosial.
b.      Makanan dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.
c.       Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keadaan psikologis, pendidikan, pendapatan, sosial budaya dan geografi.
d.      Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis dan tanda kerusakan bahan makanan serta ciri-ciri bahan makanan yang baik.
e.       Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan berbagai macam makanan yang mengandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.
f.       Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai keadaan sosial, ekonomi dan budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makanan, serta mengurangi kebosanan akan menu makanan.
g.      Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikan berbagai faktor, yaitu:  kecukupan zat gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai, serta menyelenggarakan makanan.
h.      Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan gizi, menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan.
    
Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan.
1.      Masalah Gizi Kurang
Keberhasilan pemerintah dalam peningkatan produksi pangan dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJP I) disertai dengan perbaikan distribusi pangan, perbaikan ekonomi, dan peningkatan daya beli masyarakat telah banyak memperbaiki keadaan gizi masyarakat. Namun, 4 masalah gizi kurang yang dikenal sejak pelita 1, hingga sekarang masih ada walaupun dalam taraf jauh berkurang. Upaya penanggulangan masalah kurang gizi yang di lakukan secara terpadu antara lain:
a.       Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan.
b.      Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang di arahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
c.       Peningkatan upaya gizi terpadu dan sistem rujukan di mulai dari tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu).
d.      Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG).
e.       Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat.
f.       Meningkatkan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas.
g.      Interfensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT).
h.      Peningkatan kesehatan lingkungan.
i.        Upaya portifikasi bahan pangan dengan vitamin A, yodium dan zat besi.
j.        Upaya pengawasan makanan dan minuman.
k.      Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

2.      Masalah Gizi Lebih
Masalah gizi lebih baru muncul dipermukaan pada tahun-tahun terahir PJP1, yaitu pada awal tahun 1990an. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama diperkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berupa ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini di percepat oleh makin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, informasi, dan globalisasi ekonomi.
Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makanan dan penambahan latihan fikik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup atau stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan kemasyarakat luas. Disamping itu, diperlukan peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih sehat ini disajikan dengan cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan barat. 

3.      Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang energi protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan.
Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktifitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit. Status gizi balita diklasifikasikan dalam gizi buruk, gizi kurang dan gizi baik. KEP berat pada orang dewasa yang disebabkan oleh kelaparan, pada saat ini sudah tidak terdapat lagi. KEP berat pada orang dewasa dikenal sebagai honger oedeem. KEP pada saat ini terutama terdapat pada anak balita.
4.      Anemia (Penyakit Kurang Darah)
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensisl bagi tubuh, sangat diperlukan dalam pembentukan darah yakni dalam hemoglobin. Kekurangan zat besi pada umumnya menyababkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka.
5.      Penyakit Gondok Endemik
Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormone thyroxsin. Zat iodim ini dikonsentrasikan dalam kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang dipergunakan dalam sintesis hormon thyroxsin. Kekurangan zat iodium berakibat kondisi hypothyroidisme dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan gondok. Akhirnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar tiroid), yang kemudian disebut penyakit gondok. Penyakit gondok di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah terpencil seperti di pegunungan, yang air minumnya kekurangan zat iodium. Oleh sebab itu, penyakit kekurangan iodium ini disebut gondok endemik. Untuk penanggulangan penyakit akibat kekurangan iodium dapat dilakukan melalui program iodiumisasi, yaitu dengan menyadiakan garam dapur yang diperkaya dengan iodium.
6.      Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
            Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epithel biji mata dan kornea, karana glandula lacrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau nictalpia, yang oleh orang awam disebut buta senja atau buta ayam, yaitu tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut dapat menimbulkan kebutaan. Fungsi vitamin A yakni : berfungsi dalam proses melihat, proses metabolisme, dan proses reproduksi.
1.      Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat 2020 dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah :
1)      Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2)      Meningkatnya pengendalian penyakit
3)      Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4)      Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan
5)      Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6)      Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.
1)       Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat.
2)       penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
3)       Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
  
2.      Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014.
Hasil Riskesdas dari tahun 2007 ke tahun 2013 menunjukkan fakta yang memprihatinkan dimana underweight meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, stunting juga meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%, sementara wasting (kurus) menurun dari 13,6% menjadi 12,1%. Riskesdas 2010 dan 2013 menunjukkan bahwa kelahiran dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram menurun dari 11,1% menjadi 10,2%. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita.
Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. 


BAB III
PENUTUP

Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.  Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.

Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat,  diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan pembuatan makalah tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi” selanjutnya dan makalah ini dapat mempermudah mahasiswa ataupun lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat memberikan pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan kepada masyarakat agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan terhindar dari dampak kekurangan maupun kelebihan gizi.
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan dalam makalah ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi yang lain.
Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA


Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Notoadmojo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Penganggaran Kesehatan

Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan