Makalah Kesehatan Reproduksi : Kehamilan



 Makalah  Kesehatan Reproduksi

“Kehamilan”

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Mahasiswa KesehatanMasyarakat Semester II
Mata Kuliah : Dasar Kesehatan Reproduksi
Universitas Muhammadiyah Bengkulu 



A.    Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadi konsepsi atau fertilisasi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Pudjiastuti, 2012 : 62)
B.     Proses Terjadinya Kehamilan

Pada saat ovulasi (14 hari sebelum haid), telur (ovum) meninggalkan ovarium dan menyebrang ke Tuba Fallopi. Pada sata itu sekresi serviks sangat banyak dan menguntungkan bagi masuknya sperma. Segalanya siap untuk terjadi pembuahan apabila ada hubungan seksual dengan pancaran air mani ke dalam vagina. Ovum tinggal pada ujung tuba dekat ovarium. Sperma masuk dari vagina menuju ke uterus dan kemudian ke dalam tuba. Pembuahan melibatkan satu ovum dan jutaan sperma, namun hanya satu yang berjumpa dengan ovum tersebut. Pertemuan ini mematangkan ovum, yang ditransformasikan menjadi embrio. Setelah sekitar 6 hari, embrio ini menanamkan diri pada pelapis uterus. Dalam kondisi yang paling menguntungkan, ada satu dari tiga kemungkinan terjadinya fertilisasi (awal kehamilan). Inilah yang menjadi alasan mengapa dibutuhkan rata-rata 6-12 bulan untuk terjadinya kehamilan. Kehamilan berawal ketika ovum dan sperma yang satu tadi bertemu dalam tuba. Segera telur tadi mulai berbagi. Sel, yang materi genetisnya setengah  berasal dari si ayah dan setengah lagi dari si ibu meningkat. Berangsur-angsur, telur bermigrasi ke uterus, tempatnya menanamkan diri sekitar 6 hari setelah fertilisasi. (Dolto, 1990 : 127)

Perubahan fisiologis yang timbul selama hamil dikenal dengan kehamilan. Berikut adalah tanda-tanda kehamilan (Sibagariang, 2010 : 95-98) :
1.      Tanda Kehamilan Belum Pasti (Presumtive/Pr)
a.       Pasien mengeluh tiba-tiba berhenti haid/amenorrhoe
b.      Mual dan muntah
c.       Sensasi meningkat, payudara tegang, ada benjolan dan membesar
d.      Peningkatan frekuensi buang air kecil
e.       Fetique
f.       Perubahan warna pada areola mammae, menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi)
g.      Suhu badan meningkat karena peningkatan metabolisme
h.      Keluar kolostrum, pada kehamilan 12 minggu
i.        Sering meludah
j.        Quickening : gerakan janin pertama sekali yang dirasakan ibu
k.      Pigmentasi pada kulit
2.      Tanda Kehamilan Mungkin (Possible/Pb)
a.       Keluar kolostrum bila puting susu dipencet
b.      Perubahan warna pada areola
c.       Terdapat benjolan sekitar areola mammae
d.      Terlihat adanya penonjolan kelenjar Montgomery
e.       Perut membesar karena terjadi pembesaran rahim
f.       Pada palpasi teraba bagian-bagian janin
g.      Ballotment : lentingan janin
h.      Ada pergerakan janin
i.        Tanda Piscaseck : pelunakan dan pertumbuhan tidak merata pada uterus sampai dengan minggu kedelapan
j.        Tanda Hegar : isthmus melunak dan bias dipegang oleh dua tangan seolah bias dipertemukan
k.      Tanda Goodell : Serviks melunak bila disentuh lembut seperti ujung telinga
l.        Adanya kontraksi Braxton hicks
m.    Tanda Chadwick : Serviks berwarna kebiruan
n.      Tanda McDonald : Funus pada serviks mudah fleksi
3.      Tanda Kehamilan Pasti (Positive/Ps)
a.       Dapat diraba pergerakan dan bagian janin
b.      Dapat dicatat (USG)
c.       Dapat didengar (DJJ)
Setelah mengamati tanda-tanda dugaan kehamilan segera pastikan apakah benar-benar hamil. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memastikan kehamilan, yaitu melalui tes urine, tes darah dan tes USG.
  
C.    Perubahan dan Keluhan Kehamilan

Perubahan yang terjadi saat kehamilan dinilai wajar. Sebab, begitu kehamilan terjadi, tubuh wanita mengalami banyak perubahan dalam rangka membantu pertumbuhan bayi. Perubahan yang terjadi selama 9 bulan tidak sebatas perubahan fisik, seperti rahim bertambah besar, melainkan juga perubahan emosi (psikis). Pada trimester pertama kehamilan, tubuh wanita hamil mengalami banyak perubahan. Perubahan hormon mempengaruhi hampir semua sistem organ dalam tubuh. Perubahan ini dapat memicu gejala, bahkan dalam minggu-minggu pertama kehamilan. Perubahan hormonal ditandai dengan terjadinya mual, muntah, dan pusing yang biasanya terjadi pada usia kehamilan awal. Seringkali juga terjadi peningkatan pigmentasi, terutama di kulit daerah tertentu, seperti payudara, leher dan wajah. Gejala ini tidak perlu penanganan khusus karena akan menghilang dengan sendirinya pasca melahirkan. (Triyana. 2013 : 103-104)

Berikut adalah perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada setiap trimester (Triyana, 2013 : 104-116) :
1.      Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Perubahan fisik dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu perubahan fisik yang tampak dari luar dan dalam. Perubahan fisik luar antara lain perubahan warna kulit dan payudara, pembesaran perut, dan perubahan vagina. Sedangkan perubahan fisik bagian dalam meliputi pembesaran rahim, serta perubahan mulut rahim, peredaran darah dan pencernaan makanan. Berikukut beberapa organ yang mengalami perubahan selama kehamilan :
a.       Perubahan rahim. Saat hamil, rahim akan mengalami perkembangan volume, otot-ototnya menjadi lebih besar dan lunak, serta dinding rahim relatif tipis guna menerima keberadaan janin, plasenta dan cairan ketuban.
b.      Volume sirkulasi darah ke vagina bertambah, selaput lendir vagina menjadi keunguan (violet) dan bertambah tebal, jaringan pengikat menjadi longgar, serta sel-sel otot polos mengalami pembesaran.
c.       Selama kehamilan, proses pematangn telur (ovulasi) terhenti.
d.      Peyudara menjadi lebih besar karena mengalami perkembangan untuk persiapan memberikan ASI saat menyusui (laktasi).
e.       Cairan tubuh pada wanita hamil juga akan bertambah besar sekitar 40% yang disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen yang berefek retensi (menahan) air.
f.       Volume darah semakin meningkat dan curah jantung bertambah besar.
g.      Sistem pernapasan mengalami perubahan karena kebutuhan oksigen bertambah. Kondisi ini menyebabkan wanita hamil harus mengatur pernapasan dengan cara bernapas lebih dalam.
h.      Berat badan akan naik. Kenaikan berat badan ini bervariasi, tergantung dari kebudayaan dan pola makan. Namun biasanya bertambah 6-16 kg.
2.      Perubahan Psikis (Emosi) selama Kehamilan
Perubahan psikis pada wanita hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama pada setiap kehamilan antara wanita satu dengan lainnya. Ada yang menyambut kehamilan dengan kecemasan, ketakutan, dan kesedihan. Dalam kondisi ini, kehamilan merupakan periode yang penuh dengan tekanan emosional bagi beberapa wanita.
Dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi wanita hamil. Sehingga, jika tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis atau tempat tinggal yang kondusif, perubahan emosi dapat mengakibatkan emosi bergejolak dan stes. Imbasnya, kondisi ini mempengaruhi janin yang dikandungnya. Salah satunya faktor resiko keguguran dan melahirkan bayi premature. Demikian yang diungkapkan Eko Handayani Mpsi dari bagian psikologi klinis anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormone pemicu stress. Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat pula dirasakan oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu sering mengalami stress, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya janinpun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim.
3.      Perubahan pada Tiap Trimester
a.       Perubahan pada Trimester Pertama :
1)      Morning Sickness
2)      Perubahan pada organ pencernaan
3)      Perubahan sirkulasi darah
4)      Kram betis atau kaki
5)      Perubahan pada vagina dan mulut rahim
6)      Sering buang air kecil dan sembelit
b.      Perubahan pada Trimester Kedua :
1)      Perut tampak membesar
2)      Adanya rasa nyeri perut
3)      Perubahan pada kulit
4)      Perubahan pada payudara
5)      Perubahan pada kaki
6)      Mulai merasakan gerakan janin
7)      Pertambahan berat badan
c.       Perubahan pada Trimester Ketiga :
1)      Sakit punggung dan pinggang
2)      Kesulitan bernapas
3)      Mata berkunang-kunang dan pusing

Selama kehamilan, perubahan hormon dan perubahan bentuk tubuh biasanya menyebabkan ketidaknyamanan pada calon ibu. Berbagai keluhan dapat terjadi selama masa ini.oleh karena itu, kehamilan membutuhkan perhatian yang cukup serius. Beberapa wanita sering kali merasa kewalahan dalam menghadapi keluhan-keluhan tersebut. Berikut beberapa keluhan yang biasa terjadi selama kehamilan (Triyana, 2013 : 81-97) :
1.      Mual dan Muntah pada Awal Kehamilan
Mual dan muntah merupakan gejala yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Mual dan muntah disebabkan oleh perubahan hormonal yang umumnya terjadi pada awal kehamilan yaitu minggu ke-6 sampai 8, puncak pada minggu ke-12 hingga 14, dan membaik pada minggu ke-22 sampai badan wanita hamil beradaptasi dengan peningkatan produksi hormon. Selain itu, mual dan muntah dapat terjadi bila ibu hamil mencium aroma tertentu.
Perubahan hormon pada wanita hamil dapat mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama pada pagi hari. Gejala ini biasanya desebut morning sickness. Untuk mengatasinya, wanita hamil dianjurkan mengonsumsi makanan dengan porsi yang lebih sedikit, namun dengan frekuensi sering. Setelah bangun tidur pada pagi hari sebaiknya mengkonsumsi sedikit makanan kecil (kudapan) dan minum air hangat.
Meskipun mual dan muntah akan menghilang dengan sendirinya ketika kehamilan memasuki trimester kedua, tetapi mual dan muntah patut diwaspadai. Mual dan muntah dapat menyebabkan kekurangan gizi, baik pada ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan utntuk mengatasi keluhan mual dan muntah antara lain :
a.       Makan dengan jumlah sedikit, namun sering. Makan dalam porsi banyak justru bias menambah rasa mual.
b.      Hindari makanan yang mengandung lemak, bumbu, terlalu asam, atau pedas.
c.       Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan protein.
d.      Minum segelas teh hangat untuk mengatasi gangguan mual dan muntah.
e.       Perbanyak meminum air putih, susu rendah lemak, atau jus untuk mengganti cairan tubuh yang dikeluarkan selama muntah.
f.       Perbanyak makanan yang menganduk vitamin B6, seperti pisang, alpukat, beras, dan sereal, serta konsumsi buah dan sayur.
2.      Ngidam
Ngidam selama kehamilan memang lazim terjadi. Sebagian besar ibu hamil merasakan masa-masa ngidam ini. Berdasarkan laporan Babycenter, sebuah survey yang diadakan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa 85% wanita ngidam makanan tertentu saat hamil, dan hampir 40% wanita hamil menginginkan makanan manis, sedangkan 33% memilih snack gurih atau asin. Sementara itu, 17% wanita hamil ingin makanan berbumbu dan pedas, serta 10% yang ngidam buah-buahan segar, seperti jeruk, apel, dan lain sebagainya.
Gejala ngidam sebenarnya terjadi karena adanya pengaruh hormon. Selain hormon, ngidam juga menjadi tanda jika tubuh wanita hamil memerlukan nutrisi tertentu. Beberapa hal yang diidamkan sering kali berupa sesuatu yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk menambah kalori selama kehamilan. Misalnya, bila wanita ngidam buah, berarti tubuh wanita itu membutuhkan vitamin C.
Masa ngidam juga berarti sinyal dari kekurangan suatu nutrisi. Beberapa wanita yang menjalani program vegetarian mungkin akan mengidam makan daging selama kehamilan. Hal ini berarti bahwa tubuh memerlukan zat besi lebih untuk membantu pertumbuhan bayi.
3.      Keputihan
Selama kehamilan, tidak jarang wanita menjadi lebih rentan terserang keputihan, terutama pada trimester pertama. Keputihan saat hamil terjadi karena peningkatan pengeluaran cairan vagina dari biasanya, yang disebabkan oleh adanya perubahan hormonal selama kehamilan. Adapun bentuk cairan vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer, dan tidak berbau.
Normalnya, kondisi pH vagina berada kisaran 4,5 kebawah. Namun, aktivitas bakteri yang meningkat pada vagina dan berakibat keputihan bisa meningkatkan kadar pH sampai 7. Infeksi bakteri ini mengganggu perkembangan janin sekaligus merusak sel-sel ketuban, sehingga meningkatkan resiko PROM (Premature Repture of the Membrane) atu ketuban pecah sebelum waktunya. Selain itu, keputihan berlebihan ditandai dengan adanya lendir yang berwarna putih kehijauan dan berbau juga bisa berakibat kelahiran bayi premature yang disebabkan oleh infeksi vagina akibat bakteri.
4.      Heart Burn
Heart burn adalah sensasi rasa panas atau tidak nyaman yang dirasakan dibalik tulang dada atau tenggorokan maupun keduanya. Penyebab heart burn pada kehamilan masih belum jelas, akan tetapi ini diperkirakan disebabkan oleh perubahan hormonal yang mengganggu pergerakan lambung dan berakibat refluks gastroesofageal. Hal ini terjadi karena perubahan hormonal tersebut menyebabkan pergerakan saluran cerna menjadi lebih lama.
Selain itu, pembesaran rahim juga dapat menekan perut dan mendorong asam lambung untuk keluar ke atas. Heart burn bias diikuti dengan regurgitasi asam dari lambung yang mencapai tenggorokan atau mulut, yang mengakibatkan rasa asam atau pahit di mulut. Keluhan ini tidak akan mempengaruhi kehamilan, dan pengobatan yang dilakukan bertujuan mengurangi gejala yang terjadi.
5.      Sembelit
Sembelit terjadi akibat peningkatan hormon progesteron. Hormon ini selain mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak terhadap pengenduran otot dinding usus, sehingga menyebabkan sembelit atau susah BAB. Beberapa hal yang bisa dilakukan jika mengalami sembelit adalah sebagai berikut :
a.       Perbanyak minum air putih
b.      Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan.
c.       Melakukan olahraga teratur, seperti berjalan kaki atau jogging.
6.      Hemoroid
Hemoroid atau yang lazim dikenal dengan wasir atau ambeien adalah penonjolan vena di sekitar anus yang ditandai dengan pendarahan anorektal (daerah dubur dan rectum/bagian terbawah usus besar), nyeri, dan gatal di anus. Faktor penyebab terjadinya hemoroid dalam kehamilan adalah kurangnya asupan serat. Penekanan pada rectum dan vagina akibat pertumbuhan dari bayi juga dapat menyebabkan hemoroid pada wanita hamil. Dalam suatu penelitian, dikatakan bahwa 8% wanita hamil megalami hemoroid pada tiga bulan terakhir kehamilan.
7.      Varises Vena
Varises vena disebabkan oleh penggumpalan darah pada vena bagian perifer (tepi) akibat tidak efisiennya katup yang ada. Pada kondisi normal, katup vena mencegah darah kembali mengalir ke tungkai. Peningkatan volume darah dan peningkatan tekanan akibat pembesaran rahim bisa melambatkan aliran darah yang terkadang menyebabkan pembesaran atau pembengkakan pembuluh balik. Varises vena dapt berupa pelebaran vena yang berwarna biru pada permukaan kulit, gatal dan menyebabkan rasa tidak nyaman, kaki dan persendian bisa membengkak. Varises vena menjadi keluhan umum akibat kehamilan, terapi penekanan dengan menggunakan stoking khusus dapat mengurangi gejala varises yang sudah terjadi, namun tidak mampu mencegah varises terjadi.
8.      Nyeri Punggung
Nyeri pada punggung selama kehamilan bervariasi sekitar 35-60%. Diantara semua wanita hamil, ternyata 47-60% melaporkan nyeri punggung terjadi pada kehamilan 5-7 bulan. Selain itu, dilaporkan juga bahwa nyeri punggung bertambah parah pada sore hari. Nyeri punggung pada wanita hamil berkaitan dengan peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan peregangan dari otot penunjang, karena hormon relaksan (hormon yang membuat otot relaksasi dan lemas) yang dihasilkan. Sebaiknya, wanita hamil mengurangi aktivitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk.
9.      Sering Buang  Air Kecil
Pada trimester pertama, pembesaran rahim dan pertumbuhan janin dapat menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan seringnya buang air kecil pada wanita hamil. Hal ini dapat terjadi lagi pada trimester ketiga, yaitu ketika kepala bayi sudah berada dirongga panggul sebelum bersalin. Terkait kondisi tersebut, perhatikanlah beberapa hal berikut :
a.        Jangan menahan keinginan untuk buang air kecil, karena dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing.
b.      Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi minum jangan dikurangi.
c.       Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat kelamin lembab. Oleh karena itu, jaga kebersihannya agar terhindar dari keputihan.
10.  Gangguan Tidur dan Sulit Tidur
Susah tidur pada masa kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, stres, pergerakan janin yang berlebihan, posisi tidur yang tidak nyaman, dan sering buang air kecil. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya antara lain :
a.       Lakukan relaksasi dan senam pernapasan
b.      Berpikirlah positif dan bayangkan hal-hal yang menyenangkan pikiran
c.       Carilah posisi yang nyaman untuk tidur dan gunakan bantal ekstra jika perlu
d.      Hindari pemakaian obat tidur karena akan berpengaruh buruk pada janin

D.    Pemeriksaan Kesehatan Selama Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Pemeriksaan kehamilan bertujuan mengetahui dan mencegah sedini mungkin kelainan yang dapat timbul, meningkatkan sekaligus menjaga kondisi badan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Secara umum, pemeriksaan kehamilan meliputi anamnesis, inspeksi, dan palpasi. Pemeriksaan anamnesis dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai perkawinan, riwayat menstruasi, keluhan, amenore, dan riwayat kehamilan sebelumnya. Sedangkan inspeksi dilakukan untuk mengetahui keadaan yang berhubungan dengan kehamilan, mulai dari kepala hingga kaki. Sementara itu, palpasi dilakukan oleh bidan atau dokter untuk menentukan tinggi fundus uteri, letak punggung janin, bagian yang terletak dibawah uterus, dan letak kepala. Idealnya pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 3 kali selama kehamilan, yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, kedua, dan ketiga. Namun, dalam kehamilan tidak normal, pemeriksaan kemungkinan besar lebih dari 3 kali. Ibu hamil sebenarnya dianjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali hingga usia 6 bulan, 1 bulan 2 kali pada usia 7-8 bulan, dan 1 minggu sekali ketika usia kandungan 9 bulan. (Triyana, 2013 : 73-75)
Berikut beberapa hal yang biasanya dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan . (Triyana, 2013 : 75-80) :
1)      Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan
2)      Pemeriksaan darah dan tekanan darah
3)      Pemeriksaan urine
4)      Pemeriksaan detak jantung
5)      Pemeriksaan perut
6)      Pemeriksaan kaki
7)      Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
8)      Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)

E.     Komplikasi Kehamilan

1.      Pra Eklampsia dan Eklamsia
Pra eklampsia atau juga dikenal dengan toxemia umumnya terjadi pada penderita hipertensi, hamil pertama kali mempunyai resiko praeklamsia yang lebih besar. Praeklamsia adalah sindrom yang terdiri dari tingginya tekanan darah (hipertensi), tinggi kadar protein dalam urin (hemaproteuria, dan banyaknya cairan yang ditahan oleh tubuh sehingga tungkai kaki ibu hamil seakan-akan menjadi bengkak). Praeklamsia juga dikenal sebagai gejala keracunan pada ibu hamil. Penyebab praeklamsia belum diketahui, jumlah kasus praeklamsia ini sekitar 5-15%. (Sibagariang, 2010 : 13)
Sedangkan Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas. Ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan syaraf) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pra eklamsia. Adapun gejala eklamsia adalah terdapat protein dalam urin, sembab (bengkak), tekanan darah mencapai 160/110 mmHg, terjadi gangguan penglihatan, dan terjadi penurunan fungsi ginjal. Mengatasi keadaan ini maka ibu perlu pengaturan makanan yang sesuai dengan kondisinya. Pengaturan makan ini untuk mengganti protein yang hilang karena proteinuria (terdapat protein dalam urin), untuk mencegah dan mengurangi retensi garam dan air, menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal, dan menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal, dan menjaga agar tumbuh kembang bayi optimal dengan memberikan asupan gizi cukup. (Febry, 2013 : 111)
2.      Kehamilan Ektopik
Umumnya janin berkembang di rongga rahim. Tetapi, kadang-kadang janin malah tumbuh diluar endometrium. Kehamilan diluar endometrium atau disebut juga dengan kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang tidak wajar. Normalnya sel telur dengan sel sperma bertemu disaluran tuba fallopi. Pertemuan tersebut menghasilkan embrio. Lambat laun embrio bergerak turun ke rongga rahim dan melekat di dinding rahim. Sayangnya, pada kehamilan ektopik, embrio dapat melekat di tuba fallopi, di rongga perut, di ovarium bahkan di leher rahim. Hal ini sangat membahayakan ibu, diperkirakan sebanyak 1-2% dari total kehamilan merupakan kehamilan di luar rahim. (Sibagariang, 2010 : 15)
3.      Plasenta Previa
Plasenta terbentuk pada awal kehamilan. Plasenta berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin dan membuang zat yang tidak diperlukan dari janin. Pada awal kehamilan, plasenta terletak dibagian bawah rahim. Semakin besar usia kehamilan, posisi plasenta akan tertarik keatas. Tetapi pada kasus plasenta previa, plasenta tidak berpindah ke atas melainkan tetap dibawah sehingga menutupi jalan lahir atau leher rahim. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan terus menerus selama kehamilan dan kram di perut bawah. Operasi cesar adalah cara persalinan satu-satunya untuk kasus ini.  (Sibagariang, 2010 : 15)
4.      Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional (DG) adalah suatu intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung. Diabetes mellitus pada kehamilan atau gestasional adalah seseorang yang baru menderita penyakit diabetes mellitus setelah ia hamil yang sebelumnya kadar glukosa darah selalu normal. Diabetes gestasional terjadi akibat kombinasi resistensi insulin dan sekresi insulin yang berkurang dengan waktu paruh insulin yang tidak berubah. Resistensi insulin ini terutama diakibatkan oleh hormon kortisol, progesterone, prolaktin, dan estradiol.  (Sibagariang, 2010 : 18-19)
5.      Systemic Lupus Erythematosus (SIE)
Penyakit ini ditandai dengan rusaknya sistem kekebalan tubuh yang muncul secara tiba-tiba. Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit ginjal, sejenis radang sendi, kudis, dan masalah-masalah kesehatan lain. Selain itu penyakit ini juga dapat meningkatkan resiko keguguran. (Ana, 2010 : 47)
6.      Phenylketonuria (PKU)
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang disebabkan oleh adanya penyimpangan zat-zat kimia dalam tubuh. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan pola makan khusus sebelum kehamilan untuk mencegah terhambatnya mental pada janin dan cacat bawaan (cacat lahir). (Ana, 2010 : 47)
7.      Sungsang
Bayi dikelilingi cairan yang disebut amnion (air ketuban) dan diselubungi selaput tipis. Selama pertumbuhannya, bayi bergerak di dalam cairan. Hal ini yang menyebabkan posisi bayi berubah-ubah. Dalam pemeriksaan USG, dokter dapat memperkirakan apakah air ketuban cukup, kurang atau lebih. Air ketuban yang berlebihan atau terlalu sedikit beresiko untuk mendapatkan bayi lahir sungsang. Penyebab lain adalah tumor dalam rahim, kelainan bentuk rahim, kelainan pada kepala bayi (hidrosefalus), dan kepala bayi yang terlalu kecil. Kadang-kadang posisi sungsang terjadi secara spontan tanpa sebab yang jelas. Sungsang terdiri dari 3 jenis, yaitu tipe bokong sebagian, bokong penuh, dan kaki. Persalinan bisa dilakukan pevaginaan (normal) dan cesar. Di Amerika, sebagian besar kehamilan sungsang diakhiri dengan persalinan cesar. Bila dilakukan persalinan normal, banyak kondisi yang membahayakan  ibu dan bayi, seperti kepala yang macet karena tidak bisa keluar, kepala bayi akan mendongak keatas, perdarahan pada ibu karena tindakan medis untuk mengeluarkan bayi (sayatan pada leher rahim), tertelannya berbagai cairan (ketuban, lendir, dan darah) oleh bayi, dan bayi kekurangan oksigen. (Sibagariang, 2010 : 22)
F.     Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu atau ASI adalah makanan bayi berupa susu yang kaya akan zat gizi yang diberikan oleh ibu melalui kecupan bayi ke puting susu sang ibu pasca kelahiran. Pemberian ASI ekslusif adalah suatu pemberian ASI dari sang ibu terhadap bayinya, yang mana bayi hanya diberikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lainnya termasuk air putih, maupun vitamin lainnya (kecuali vitamin atau supplement yang dari perahan ASI) selama 6 bulan, setelah itu bayi bisa mendapatkan makanan tambahan. (Widuri, 2013: 29)
Berikut adalah keunggulan ASI dan manfaat menyusui (Sibagariang, 2010 : 134-136 ):
1.      Aspek Gizi
a.       Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan rendah lemak, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
b.      Komposisi ASI
ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencerna zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat gizi yang berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whey dan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey : Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap.
c.       Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam Amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses malnutrisi otak. DHA dan AA juga berperan penting dalam pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.
2.      Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
3.      Aspek Psikologik
Aspek psikologik berupa rasa percaya diri ibu untuk menyusui yang berpengaruh langsung pada psikologi bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar detak jantungnya yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.      Aspek Kecerdasan
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tingi pada usia 8,5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.      Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap, dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir terdapat lebih sempurna.
6.      Aspek Ekonomis
Dengan ASI Ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai berumur 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran biaya untuk membeli susu formula.



DAFTAR PUASTAKA

Triyana, Yani Firda. 2013. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta : D-Medika.
Febry, Ayu Bulan. 2013. Panduan Gizi Lengkap 9 Bulan Kehamilan Bunda Sehat, Bayi Cerdas. Jakarta : Indonesia Tera.
Ana, Soumy. 2010. Lengkap Segala Hal Trimester Pertama Kehamilan Anda. Yogyakarta : Bukubiru.
Pudjiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal dan Patologi. Jakarta : Nuha Medika.
Widuri, Hendi. 2013. Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Dolto, C. dkk. 1990. Mencegah dan Merencanakan Kehamilan. Jakarta : Arcan.
Sibagariang, Eva Ellya. dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info Media.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Gizi : Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi

Konsep Penganggaran Kesehatan

Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan